Copas dari Blog. Agus As
Dari buku: Yang
Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhannya
Aforisme-Aforisme Sufistik Jalaluddin Rumi
halaman 133 “Banyak pembaca Alquran, Namun Dikutuk Alquran”
Diterbitkan oleh Pustaka Hidayah
Cetakan pertama, Rajab 1421/Oktober 2000
Aforisme-Aforisme Sufistik Jalaluddin Rumi
halaman 133 “Banyak pembaca Alquran, Namun Dikutuk Alquran”
Diterbitkan oleh Pustaka Hidayah
Cetakan pertama, Rajab 1421/Oktober 2000
Ibn Muqri
membaca Alquran dengan bacaan yang benar. Dia membaca bentuk Alquran dengan
benar, tetapi dia tidak mendapatkan petunjuk maknanya. Hal ini dibuktikan
dengan kenyataan bahwa ketika dia sampai pada makna, dia menolaknya. Dia
membaca tanpa pengetahuan. Dia “buta”. Dia seperti manusia yang memegang musang
dengan tangannya. Apabila ditawari yang lebih baik, dia akan menolaknya. Kita
kemudian sadar dia tidak tahu apa-apa tentang musang. Ketika seseorang
mengatakan kepadanya bahwa apa yang dia miliki adalah musang, dia memegang
binatang itu. Atau seperti seorang anak yang bermain dengan buah kenari:
apabila ditawari kenari minyak atau kenari isi, mereka akan menolaknya. Karena
bagi mereka kenari adalah sesuatu yang berputar dan membuat suara bising, dan
dia akan menolak benda lain yang tidak berputar dan membuat suara bising.
Gudang harta
karun Tuhan sangat luas dan tak terbatas, begitu pula pengetahuan Tuhan.
Apabila seorang manusia membaca satu Alquran dengan pengetahuannya, kenapa
mesti menolak Alquran yang lainnya ?
Suatu saat
aku pernah berkata kepada seorang pembaca Alquran, “Tuhan telah berfirman dalam
Alquran, Katakan, apabila lautan adalah tinta untuk menulis kata-kata Tuhan,
sesungguhnya laut tak akan cukup untuk menuliskan kata-kata Tuhan (QS.18:109).
Sekarang dengan lima puluh dram (1/8 ons) tinta orang mungkin mampu untuk
menuliskan seluruh isi Alquran. Alquran hanyalah sekedar perlambang dari
pengetahuan Tuhan; Alquran bukan keseluruhan pengetahuan-Nya. Apabila tukang
obat meletakkan sejumput obat pada selembar kertas, akankah engkau demikian
bodoh mengatakan seluruh dari toko obat berada dikertas itu ? Pada zaman Musa,
Isa, dan lainnya, Alquran telah hadir. Yakni, firman Tuhan telah hadir, tentu
saja tidak dalam bahasa Arab. “Aku berharap bahwa orang-orang yang membaca
Alquran akan memahaminya. Tetapi ketika aku sadar bahwa hal itu tidak berdampak
apa-apa, aku meninggalkannya.”
Diriwayatkan
bahwa sewaktu Nabi hidup, sahabat yang hapal sebuah juz atau setengah juz
Alquran dianggap luar biasa dan menjadi sasaran kekaguman. Hal ini terjadi
karena mereka “menelan” Alquran. Sekarang siapa pun yang mampu menelan satu
atau dua pon roti dapat dikatakan luar biasa, tetapi orang yang sekedar
meletakkan roti didalam mulutnya lalu menyemburkannya tanpa mengunyah, dia
mampu “menelan” ribuan ton roti. Hal ini sesuai dengan sebuah ungkapan yang
berbunyi, “Banyak pembaca Alquran, namun dikutuk Alquran.” Orang seperti itu
adalah orang yang tidak sadar tentang makna sejati Alquran.
1 komentar:
Makasih kak. Telah memberi penjelsan yang luar biasa mengenal kitab suci Al-Quran. Semoga pembaca dan penulisnya diberi hidayah dari Allah YME. jangan lupa kunjungi website saya ya kak di http://www.atmaluhur.ac.id. Saya Andi Lau dgn NIM 1722500181.
Posting Komentar