Kamis, 20 September 2012

CAKRA-CAKRA UTAMA DIDALAM TUBUH MANUSIA


Cakra Dasar :
Letaknya Di Dasar Tulang Punggung. Fungsinya sebagai “akar” penunjang kehidupan, warna merah berkilauan. Symbol energi Bumi. mengendalika
n dan memberi energi pada susunan tulang, sistem otot, dan reproduksi darah. gangguan menyangkut kerja otot atau tulangCakra Sex (sacral Chakra) : Berhubungan dengan aspek seksual.
Posisinya ada di sekitar organ seksual, warna oranye. mengendalikan dan memberi energi pada organ-organ di rongga panggul, termasuk organ reproduksi, saluran kemih dan sekitarnya. Penyakit yang sering bersumber dari pusat energi ini: kemandulan, impotensi, infeksi saluran kemih, serta pembesaran prostat.
Cakra Solar Plexus.
Letaknya di bagian kosong pertemuan antara tulang rusuk dan ulu hati, warna kuning. Titik ini berfungsi sebagai pusat emosi, seperti berani, ulet, aktif, marah, benci, hingga sakit hati. mengendalikan energi pada hati, pankreas, lambung, usus besar, dan usus kecil. Juga berhubungan dengan sistem pencernaan, pengolahan, dan pembuangan sisa makanan.
Cakra Jantung :
Berpangkal di bagian tengah dada depan dan belakang, warna hijau zamrud cemerlang. Dikenal juga sebagai pusat emosi halus, kasih sayang, kedamaian, kegembiraan, keramahan, kepekaan, sumber cinta kasih dan nurani. Juga melambangkan kepedulian terhadap orang lain dan mengendalikan energi pada jantung, kelenjar timus, serta paru-paru.
Cakra Tenggorok :
Diasosiasikan warna biru. pusat energi yang mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keinginan. Kalau cakra ini kuat, pemiliknya bakal berani mengatakan ya atau tidak. Dalam kerja samanya dengan organ-organ tubuh lain, cakra tenggorok bertanggung jawab atas pemberian energi pada tenggorok, saluran udara, serta kelenjar tiroid.
Cakra Ajna (Mata ketiga)
Melambangkan kebijaksanaan. Warnanya biru keunguan atau nila, dengan tugas utama mengendalikan dan memberi energi pada kelenjar-kelenjar, sistem endokrin, dan cakra utama lainnya. Disebut mata ketiga karena cakra ini juga mengontrol dan mengendalikan kemampuan melihat sesuatu yang bersifat nonfisik. Jika terganggu, tubuh bakal mudah kehilangan keseimbangan, malfungsi kelenjar endokrin, serta problem mata, telinga, dan hidung.
Cakra Mahkota.
Posisinya diatas kepala atau ubun-ubun. Karena itulah, mengendalikan dan memberi energi pada kelenjar pineal, sistem saraf, otak serta keseimbangan kiri-kanan. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gangguan saraf berasal dari “menumpuknya kotoran” pada cakra ini. sumber: google

Selasa, 18 September 2012

CHAKRA

Chakra :

Violet Crown (cakra mahkota)
Indigo Brow (cakra ajna/mata ke3)
Blue Throat (cakra tenggorokan)

Green Heart (cakra jantung)
Yellow Solar Plexus (cakra pusar)
Orange Sacral (cakra sex)
Red Base (cakra dasar)

Chakra putih di dahi (third eye) disebut Sahasrara, dan chakra oranye disebut Muladhara. Dua chakra ini adalah dua diantara chakra paling primer dan paling banyak dilatih dalam meditasi untuk masalah sensitifitas dan cakra ajna atau mata ketiga..

Bagi yang pernah ikut reiki atau kundalini pasti mendapatkan pembukaan dan
pengkatifan cakra ajna dan cakra2 lainnya dimana pembukaan cakra itu bertahap dari cakra atas (mahkota) sampai ke cakra dasar.

setiap cakra itu mempunyai hubungan dengan organ2 tubuh kita ..
misalkan cakra mahkota itu terhubung dengan organ2 dibagian kepala seperti otak, cakra ajna seperti mata. .. cakra jantung seperti jantung dan paru2 serta cakra2 lainnya ..dan setiap cakra juga terhubung dengan yang namanya kelenjar2 ..seperti misalnya :

cakra mahkota – kelenjar pineal
cakra ajna – kelenjar pituitary
cakra tenggorokan – kelenjar tiroid dan paratiroid
cakra jantung – kelenjar thimus
cakra pusar – kelenjar adrenalin
cakra sex – kelenjar testoteron

Untuk cakra ajna, supaya dapat terlatih dengan baik, selain melakukan
pembersihan dan pembukaan, juga perlu dilakukan pembersihan kelenjar pineal, dimana kelenjar pineal ini adalah kelenjar master atau kelenjar utama yang mengatur sistem tubuh, semakin bersih kelenjar pineal kita semakin sensitif juga kita terhadap energi dan semakin bagus untuk mereka yang mau membuka diri dengan dimensi lain tapi tetap tingkat sensitif setiap manusia berbeda2, nah intinya …semakin keras berlatih, yah semakin dekat pada mendapatkan kelebihan ..

Dari aura seseorang bisa diupgrade dari mulai daya tarik, wibawa dan juga percaya dirinya. Ketujuh pusat energi itu masing-masing cakra dasar yang letaknya di dasar tulang punggung. Fungsinya sebagai “akar” penunjang kehidupan, dan dilambangkan dengan warna merah berkilauan. Konon, energi dari Bumi masuk lewat cakra ini. Dia juga yang mengendalikan dan memberi energi pada susunan tulang, sistem otot, dan reproduksi darah. Jadi, jika ada gangguan menyangkut kerja otot atau tulang, cakra inilah sumber masalahnya.

Cakra kedua (cakra sex) berhubungan dengan aspek seksual. Posisinya ada di sekitar organ seksual, sering diidentifikasi dengan warna oranye. Tugasnya mengendalikan dan memberi energi pada organ-organ di rongga panggul, termasuk organ reproduksi, saluran kemih dan sekitarnya. Penyakit yang sering bersumber dari pusat energi ini: kemandulan, impotensi, infeksi saluran kemih, serta pembesaran prostat.

Cakra utama ketiga dinamai solar plexus. Letaknya di bagian kosong pertemuan antara tulang rusuk dan ulu hati, dilambangkan dengan warna kuning. Titik ini berfungsi sebagai pusat emosi, seperti berani, ulet, aktif, marah, benci, hingga sakit hati. Selain itu, ia mengendalikan energi pada hati, pankreas, lambung, usus besar, dan usus kecil. Juga berhubungan dengan sistem pencernaan, pengolahan, dan pembuangan sisa makanan.


“Didalam diri kita berdiam kedamaian, keindahan, dan kemuliaan dari jiwa kita. Ada lautan dari segala kualitas tersebut di dalam jiwa kita. Kita tidak dapat mencarinya diluar tubuh kita. Kita hanya dapat mencarinya dalam diri kita”

Shri Mataji Nirmala Dewi
Sedangkan cakra jantung, berpangkal di bagian tengah dada depan dan belakang, lazimnya divisualisasikan dalam warna hijau zamrud cemerlang. Dikenal juga sebagai pusat emosi halus, seperti belas kasih, kedamaian, kegembiraan, keramahan, kepekaan, sumber cinta kasih dan nurani. Juga melambangkan kepedulian terhadap orang lain dan mengendalikan energi pada jantung, kelenjar timus, serta paru-paru.

Berikutnya, cakra tenggorokan, diasosiasikan dengan warna biru. Konon, inilah pusat energi yang mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keinginan. Kalau cakra ini kuat, pemiliknya bakal berani mengatakan ya atau tidak. Dalam kerja samanya dengan organ-organ tubuh lain, cakra tenggorokan bertanggung jawab atas pemberian energi pada tenggorok, saluran udara, serta kelenjar tiroid.

Setelah itu, sampai ke cakra keenam alias cakra master alias cakra ajna atau mata ketiga. Pusat energi satu ini punya kedudukan cukup istimewa karena melambangkan kebijaksanaan. Warnanya biru keunguan atau nila, dengan tugas utama mengendalikan dan memberi energi pada kelenjar-kelenjar, sistem endokrin, dan cakra utama lainnya. Disebut mata ketiga karena cakra ini juga mengontrol dan mengendalikan kemampuan melihat sesuatu yang bersifat nonfisik. Jika terganggu, tubuh bakal mudah kehilangan keseimbangan, malfungsi kelenjar endokrin, serta problem mata, telinga, dan hidung.

Terakhir, cakra mahkota. Posisinya paling tinggi di antara pusat energi yang ada, karena nongkrong di bagian atas kepala atau ubun-ubun. Karena itulah, dia diberi tanggung jawab mengendalikan dan memberi energi pada kelenjar pineal, sistem saraf, otak serta keseimbangan kiri-kanan. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gangguan saraf berasal dari “menumpuknya kotoran” pada cakra ini.

Jumat, 14 September 2012

Hakikat Hikmah Tauhid Dan Tasawuf (Al Hikam) TERBUKA JALAN MA’RIFAT KEPADA ALLAH



Apabila seseorang hamba Allah telah dibukakan jalan untuk mengetahui Allah, maka apakah sesuatu yang harus dihadapinya sebagai akidah dan pegangan ?

Al Imam Ibnu Athaillah Askandary telah merumuskan tentang hal ini dalam kalam hikmahnya:

“Apabila Allah membukakan bagi engkau jalan untuk mengenal-Nya, maka janganlah engkau ambil peduli tentang sedikit amalan engkau, karena Allah swt tidak membukakan jalan tadi bagi engkau selain Ia nya Allah berkehendak memperkenalkan (Zat-Nya atau sifat-sifat-Nya) kepada engkau.
Tidakkah engkau ketahui bahwa, memperkenalkan itu adalah pemberian Allah atas engkau, sedangkan amal-amal yang engkau kerjakan engkau berikan amal-amal itu untuk Allah dan dimanakah fungsi pemberian engkau kepada Allah apabila dibandingkan  pada apa yang didatangkan Allah atas engkau”.

Kalam hikmah ini mengandung pengertian yang dalam sekali tentang tujuan kita selaku hamba Allah, dalam perjalanan kepada Allah.
Ketahuilah, bahwa Allah membukakan jalan ma’rifat untuk dapat kita kenal Dia (Allah). Adalah merupakan kehendak-Nya, semoga dengan karunia-Nya dan termakan pengertian asma-Nya dalam hati dan perasaan tubuh jasmaniah kita. Terbuka jalan ini adalah lebih besar nilainya dari pada amal ibadah yang banyak tetapi sunyi atau sedikit sekali ma’rifat kita kepada Allah. Bandingkanlah antara nikmat yang maha besar ini dengan amal ibadah yang kita kerjakan. Sekalian amal ibadah yang kita amalkan, kita persembahkan kepada Allah, dan dengan kurnia-Nya Allah memberikan pula kepada kita nikmat ma’rifat dimana kita kenal (mengetahui kepada Allah dalam arti yang luas dan mendalam (sesungguhnya).

Hamba Allah yang soleh mempunyai pendirian, bahwa pemberian sihamba kepada majikan adalah dianggap kecil, apabila dibandingkan dengan pemberian majikan kepada hamba-Nya, sebab pemberian si hamba pada hakikatnya tidak kembali kepada tuannya (majikannya), tetapi kembali kepada si hamba juga. Kesimpulannya, bahwa kita selaku hamba Allah biarlah amal ibadah kita sedikit, asal saja ma’rifat kita kepada Allah bersemayam di dalam diri kita, ini adalah lebih bagus dari pada amal ibadah yang banyak tetapi hati kita lalai kepada Allah, tidak sejalan antara ibadah yang kita kerjakan dengan hati kita sendiri, sebab itu maka Allah mencela dan memandang rendah orang-orang yang mengerjakan sembahyang tetapi hatinya tidak kepada Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Maa’un zuz 30, ayat 4, 5 dan 6 sbb:

“Fawailul lilmushalliinal ladziina hum’an shalaatihim saahuunaalladziina hum yuraa uuna”
“Sebab itu celakalah orang-orang yang sembahyang dimana mereka lalai dari sembahyangnya, mereka mengerjakan kebaikan supaya dilihat orang”

Apabila kita diberikan oleh Allah sebagian nikmat ma’rifat kepada-Nya, maka hendaklah selalu kita hadapkan hati kita kepada Allah dalam arti yang luas, sebab Dia lah yang Maha berkehendak, Maha berkuasa, Maha pengasih, Maha penyayang dan lain-lain sebagainya dari sifat-sifat Allah yang Maha Agung dan tidak terhingga jumlahnya.

Dengan demikia Allah akan menambah hampir kita kepada-Nya dan mementingkan kita dalam segala hal yang kita hadapi. Yaitu terbukanya hatinya untuk dapat mengenal, mengetahui (ma’rifat) kepada Allah ta’ala.
Oleh karena itu maka hamba-hamba Allah yang arif kepada-Nya, kadang-kadang kita lihat amal lahiriah mereka sedikit, tetapi rupanya yang sedikit sedangkan nilainya jauh lebih besar disisi Allah swt.
“Illaahii anta maqshuudii waridhaaka mathlubbii”
“Wahai Tuhanku! Engkaulah yang aku tuju dan keridhaan Engkaulah yang aku cari”.

Mudah-mudahan Allah swt, memberikan kepada kita ni’mat ma’rifat kepada-Nya dan terbuka hati kita dalam mengenal-Nya sehingga seluruh diri kita lahir dan batin selalu ingat kepada-Nya, Amien.
----------------------------------------------------------------------------------------------------


AKIBAT BERPEGANG KEPADA AMAL


‘’Min’alaamaatil i’timaadi alal’amadi nuqshahnur rojaai’ indawujuudiz zalali’’

“Sebagian tanda berpegang keatas amal, yaitu:
Kurang harapannya kepada Allah ketika adanya kesalahan-kesalahan”.

Ini adalah kalam hikmah pertama kali yang dikemukakan oleh Imam Ibnu At Thaillah Askandary.
Pengertian dari kalam hikmah pertama ini sbb:

1.   Bahwa kita umat manusia sebagai makhluk Allah swt, ada 3 tingkat:

a.  Tingkatan Al-Ibaat

Orang-orang yang dalam tingkatan ini, mereka mengerjakan sembahyang, puasa dan lain-lainnya dari ajaran-ajaran Agama, juga apabila mereka menjauhkan larangan-larangan Allah, maksud mereka dengan melaksanakan amal ibadat itu semoga dapat masuk surga, berbahagia didalamnya dan terlepas dari azab siksaan neraka, atau maksud mereka ialah untuk kebahagiaan duniawi dan ukrawi dan diselamatkan oleh Allah swt dengan sebab amal ibadatnya itu dari macam-macam malapetaka, baik didunia maupun diakhirat.

b.  Tingkatan Al-Muriiduuna

Orang-orang yang dalam tingkatan ini mereka berbuat taat pada ajaran-ajaran Agama, tidak lain maksud mereka terkecuali untuk bagaimana sampai kepada Allah, bagaimana agar terbuka segala sesuatu yang menutup hati mereka, semoga kiranya hati mereka dilimpahkan rahasia-rahasia halus dan yang baik-baik oleh Allah swt.

c.  Tingkatan Al-Aarifuuna

Hamba-hamba Allah yang dalam tingkatan ini meskipun mereka beramal ibadat begitu banyak tetapi sedikitpun mereka tidak melihat bahwa mereka mengerjakan ibadat itu untuk maksud-maksud diatas, tidak terbayang didalam hati mereka bahwa mereka beramal, tetapi hati mereka selalu tertuju bahwa Allah swt yang berbuat segala sesuatu pada hakekatnya, mereka tenggelam dalam lautan ridha qadar Ilahi dan mereka bergantung pada tali qadha Yang Maha Pengasih dan Penyayang sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Quran surat As-Shaffaat zuz 23 ayat 96;

“Wallaahu khalaqakum wamaata’maluuna”
‘’Dan sesungguhnya Tuhan yang telah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu’’.

Dan firman Allah dalam surat Al-Qashash zuz 20 ayat 68

“Warobbuka yakhluqu maa yasyaa uwa yaht-a-ru maa kaana lahumul khiarotu subhaanallaahi wa ta’alaa’ammaa yusyrikuuna”
‘’Dan Tuhan engkau menciptakan apa yang dikehendaki dan dipilihNya, mereka tidak dapat memilih. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan (dengan Tuhan itu)’’.

2.   Menurut kalam hikmah diatas bahwa yang dimaksud dengan ‘’tanda’’ yang kita bahas disini adalah buat tanda tingkat pertama dan kedua maksudnya bahwa tingkatan pertama ‘’Al-Ibaad’’ dan tingkatan yang kedua ‘’Al-Muriiduuna’’. Menurut kacamata ilmu tasawuf; termasuk belum baik apabila dibandingkan dengan tingkatan ketiga, sebab apabila kita masih dalam tingkatan pertama dan kedua maka akibatnya ialah sbb:

a.   Pada tingkat pertama apabila seseorang itu mengerjakan perbuatan maksiat dalam arti yang luas, seperti tidak menjalankan perintah Allah swt, maka mengakibatkan kurang harapannya kepada Allah atas maksudnya yaitu: bahagia disurga dan selamat dari azab dan siksaan neraka, harapannya kepada Allah swt kuat dan bertambah apabila ia beramal, tetapi apabila tidak maka harapannya yang tadi akan turun dan berkurang.

b.   Demikian pula pada tingkatan Al-Muriiduuna, dengan amal ibadat maka ia gembira, karena itu maka ibadatnyalah yang menjadi sebab menyampaikan harapan-harapannya tetapi apabila ibadatnya berkurang maka akan berkurang pula harapannya kepada Allah swt. Inilah akibatnya apabila kita berpegang kepada amal tetapi tidak berpegang kepada Allah.

Adapun tingkatan ketiga ini adalah tingkatan yang mulia disisi Allah swt. Sebab apabila kita telah sampai pada tingkatan ini, kita akan fana dan kita akan tenggelam didalam qadar, dan qadha Allah. Sama saja pada kita apakah kita mengerjakan taat maka tidak terlihat oleh kita bahwa itu adalah karena daya dan kekuatan kita ataukah kita pernah meninggalkan ajaran-ajaran Agama, namun hati kita selalu mengharapkan keridhaannya kepada Allah, apalagi karena ihsan yang kita kerjakan dan tidak pula berkurang taqwa kita kepadaNya disebabkan kesalahan yang kita lakukan.

3.   Karena itu jalan satu-satunya bagi kita untuk sampai ketingkatan ketiga ini ialah:
Dengan ‘’MUJAAHADAH’’ yakni kita harus memerangi hawa nafsu kita dengan latihan-latihan seperti yang telah diatur oleh ilmu Tasawuf dan kita harus banyak ingat kepada Allah dalam segala gerak-gerik kita seperti yang diatur oleh ilmu tersebut, maka dengan latihan-latihan memerangi hawa nafsu dan selalu mengingat Allah swt kita akan sampai ketingkatan Al-Aarifuuna.


ditulis  oleh Agus As pada 26 Juli 2012 pukul 1:53 ·
------------------------------------------------------------
Tulisan ini saya ambil dari buku ;
Hakikat Hikmah Tauhid Dan Tasawuf (Al Hikam)
Oleh:  Al Imam Ibnu Athaillah Askandary
Syarah Oleh: Prof. Dr. K.H. Muhibbuddin Waly

Hakikat dan Ma'rifat

Copas dari catatan : Agus As pada 28 Juli 2012 pukul 3:44 ·


Catatan ini saya ambil dari buku: Hakikat dan Ma’rifat, yang sempat saya salin (ringkas) dari buku milik teman saya pada tahun 1993. Pengarang dan keterangan lebih lanjut dari buku ini tidak tercatat dengan saya. Dan saya harap hanya untuk dibaca sendiri (tidak di bagikan) karena catatan ini tidak lengkap keterangan siapa pengarangnya. Boleh dicopi untuk diri sendiri atau untuk didiskusikan pada temannya atau Guru Tarekatnya yang seorang Sufi atau Ulama Tasawuf jika memang mempunyai nya.

- Agus -
--------------------------------------------------------

Hadist Rasulullah: Dari Ibnu Umar ra, berkata:
Rasulullah saw memegang pundakku kemudian bersabda,  
“Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang lewat di jalan (perantau)”.

Orang yang sempurna akal nya adalah orang yang lebih suka dengan apa yang lebih kekal, dari apa yang akan rusak, karena telah terang hatinya (cahayanya) dan berseri-seri dari wajahnya.

Sesungguhnya manusia dalam menghadapi nikmat Allah itu terbagi menjadi 3 (tiga) bagian:

1.   Orang yang lalai kepada Allah dengan kelalaian yang sangat memuncak, orang ini sangat kuat inderanya sehingga mata hatinya tak bersinar maka dia selalu melihat kebaikan (itu) datangnya dari makhluk, bukan dari Allah penguasa sekalian alam, jika yang demikian itu berupa I’tikad, maka syiriknya sudah jelas (artinya dia itu termasuk orang musyrik) tetapi kalau yang demikian itu hanya sandaran saja (artinya pemberi kebaikan itu adalah Allah) maka syiriknya termasuk samar.

2.   Orang ahli hakikat (khash) yaitu orang yang langsung melihat Allah (dengan penglihatan mata hatinya (batin) sehingga ia melupakan mahkluk, dia telah melenyapkan sebab musabab karena telah melihat Dzat yang menentukan sebab (Allah) dia itu adalah hamba yang telah menghadap dihadapan Allah, yang telah berjalan menuju thoriqoh hingga benar-benar dia itu telah tenggelam dalam cahaya tauhid yang dapat menghapus mata hatinya dari melihat makhluk, hilangnya rasa keduniaan telah mengalahkan kegairahannya kepada dunia, pertemuannya dengan Allah telah mengalahkan perasaannya bercampur dengan makhluk dan hilangnya keadaan makhluk dari penglihatannya telah mengalahkan hadirnya bersama makhluk.

3.   Dan yang paling sempurna dari padanya adalah hamba yang telah minum karunia Allah dalam cahaya tauhidnya, maka menjadi bertambahlah kesadarannya dan hilang penglihatannya kepada makhluk dan tidaklah penglihatannya kepada makhluk bisa menghalangi pertemuannya dengan Allah dan tidaklah lenyap dirinya di dalam Dzat Allah itu menghalangi perasaannya yang tetap bercampur dengan makhluk dan tidak pula perasaannya yang tetap bercampur dengan makhluk bisa menghalangi kelenyapan dirinya di dalam Dzat Allah. Dia berikan kepada setiap yang punya bagian akan bagiannya dan dipenuhi kepada setiap yang punya hak akan haknya.
Golongan kedua dan ketiga inilah adalah golongan khoshul khash yaitu golongan yang telah mendapat derajat yang paling utama.


Ketika Syaikh Ibn Athoillah ditanya mengenai sabda Rasulullah yang artinya: “Telah dijadikan kepuasanku didalam sholat”
Apakah yang demikian ini khusus bagi Rasulullah ataukah untuk umum dari semua umatnya juga mendapat bagian?

Kemudian Syaikh Ibnu Athoillah menjawab: “Sesungguhnya kesenangan (kepuasan) melihat Allah itu menurut kadar Ma’rifatnya terhadap apa yang dilihat, sedang ma’rifat Rasulullah saw itu tidak bisa disamakan dengan Ma’rifatnya orang lain (seperti perintahnya beliau sendiri Nabi Muhammad saw) yaitu:
“Awalludini ma’rifatullahi ta’ala”.
Artinya: Awal-awalnya agama itu harus mengetahui (ma’rifat) lebih dahulu kepada Allah ta’ala.

Maka tidak ada kesenangan seperti kesenangan Beliau. Sebab menyaksikan kebesaran yang dilihatnya, karena Nabi sendiri telah mengisaratkan dalam sabdanya: “Didalam sholat”. Beliau tidak mengatakan: “Dengan sholat”. Karena Beliau tidak akan merasa puas hatinya selain Tuhannya. Bagaimana tidak demikian. Padahal Beliau sendiri menganjurkan untuk mencapai tingkat itu (ma’rifat) dalam sabdanya:
“Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihat kepada-Nya”

Apabila orang berkata: “Kadang-kadang kepuasan itu dapat diperoleh dengan sholat karena sholat itu sebagai anugerah dari Allah dan timbul dari sumber pemberian Allah”.
Maka bagaimana dia tidak gembira dengan sholat itu, sebagaimana pula dia tidak akan puas dengan sholat itu?
Padahal Allah sendiri telah berfirman yang artinya:
“Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira”
(Yunus 58)

Maka ketahuilah, bahwa ayat itu telah memberi isyarat jawaban bagi orang yang mau berfikir akan rahasia khitab (pembicaraan yang terdapat dalam khitab itu) yang artinya:
“Hendaknya dengan itu mereka gembira”. Dia tidak berfirman (yang artinya): “Maka dengan itu bergembiralah, hai Muhammad!, katakanlah kepada mereka: “Maka hendaklah mereka bergembira dengan kebaikan dan keutamaan. Akan tetapi hendaklah kegembiraan itu hanya Dzat yang memberi keutamaan.

Sebagaimana Allah ta’ala berfirman dalam ayat lain:
“Qulil laahu tsuma dzarhum fii khoudlihim yal’abuun”. Artinya: “Katakanlah: “Allah lah (yang menurunkan nya) kemudian biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatan” (Al An’am 91)

Maksud kepuasan hati ada di dalam sholat ialah puncak segala kebahagiaan dan kegembiraan serta kelezatan itu terdapat di dalam sholat karena dia telah menyaksikan Allah di dalamnya.

Abu Muhammad Abdul Aziz Al Mahdawy berkata: “Siapa yang tidak melihat pemberi nikmat di dalam nikmat, maka nikmat itu hanya merupakan isfidroj (penglulaon) dan berupa menjadi bala (cobaan).

Dibawah ini dicantumkan beberapa kata khikmat yang diucapkan oleh Ulama salaf/orang-orang dahulu yang sholeh amal perbuatannya umarra diantaranya ialah:

“Lau roaitumul ajala wamasiirohu laabdlodumul amala waghuruurohu”. 
Artinya: “Jikalau kamu semua suka memperhatikan perihal ajal dan jalannya yang begitu cepat niscaya kamu semua akan membenci pada thulul-amal dan berbagai macam tipu dayanya”.

* Thulul amal - panjang angan-angan, atau juga memiliki arti "pengkhayal"
-----------------------------------------------------------------------------------------------
.

“Apabila Allah membukakan bagi engkau jalan untuk mengenal-Nya, maka janganlah engkau ambil peduli tentang sedikit amalan engkau, karena Allah swt tidak membukakan jalan tadi bagi engkau selain Ia nya Allah berkehendak memperkenalkan (Zat-Nya atau sifat-sifat-Nya) kepada engkau.

Tidakkah engkau ketahui bahwa, memperkenalkan itu adalah pemberian Allah atas engkau, sedangkan amal-amal yang engkau kerjakan engkau berikan amal-amal itu untuk Allah dan dimanakah fungsi pemberian engkau kepada Allah apabila dibandingkan pada apa yang didatangkan Allah atas engkau”. - Al Imam Ibnu Athaillah Askandary

Terbuka jalan ini adalah lebih besar nilainya dari pada amal ibadah yang banyak tetapi sunyi atau sedikit sekali ma’rifat kita kepada Allah.

Oleh karena itu maka hamba-hamba Allah yang arif kepada-Nya, kadang-kadang kita lihat amal lahiriah mereka sedikit, tetapi rupanya yang sedikit sedangkan nilainya jauh lebih besar disisi Allah swt.
Karena itulah maka Imam Ghazali telah mengutip Hadist Rasululah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Abu Hurairah ra sbb:

“Tafakkuru saa’atin khairun min ibaadatin sab’iina sanatan”
“Berfikir satu saat adalah lebih baik dari ibadah selama 70 tahun”.

Dari buku:
Hakikat Hikmah Tauhid Dan Tasawuf (Al Hikam)
Oleh: Al Imam Ibnu Athaillah Askandary
Syarah Oleh: Prof. Dr. K.H. Muhibbuddin Waly
RUHANIAH, DIRI SEJATI
Bahaya terbesar dan dalam arti tertentu juga dosa terbesar bagi manusia terletak di dalam kecenderungan untuk meninggalkan bagian ruhaniahnya, melupakan bahwa ia “dihormati oleh Tuhan.”

Mereka begitu sibuk dengan urusan-urusan duniawinya

sehingga lupa untuk mengembangkan dirinya yang sejati, bagian yang diberikan sebagai hadiah istimewa dari Tuhan, yang “ditiupkan kepadanya dari nafas-Nya sendiri (Q.S. 15: 29), seperti dinyatakan Alquran beberapa kali. Amanah Ilahi, “kebaikan yang dipercayakan” itulah unsur yang paling penting dan pada saat yang sama paling membahayakan di dalam manusia, seperti dikatakan Q.S. 33: 72 “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada gunung-gunung dan langit dan tanah dan mereka tidak menerimanya, tetapi manusia menerimanya, dan sesungguhnya ia bebal, kejam.”

Karena manusia tidak tahu apa yang sedang diterimanya, atau betapa beratnya beban yang akan ditanggung (dan sesungguhnya para teolog Muslim dan mistikus telah mempertimbangkan dengan seksama di sepanjang zaman, apa persisnya “amanah yang dipercayakan” ini).

Bagi Jalaluddin Rumi amanah adalah pemberian tanggung jawab, pilihan bebas, kemampuan manusia mengenal aspek-aspek ruhaniah adanya dan mengembangkannya. Orang yang melupakan atau meninggalkan amanah berada dalam posisi yang berbahaya; mereka mungkin berlari mengejar ratusan pengejaran yang berbeda, tetapi selama mereka tidak peduli pada pemberian Ilahi yang indah yang mereka bawa di dalam dirinya, yang tersembunyi seperti piala emas di dalam sebuah karung yang penuh dengan jerami, atau sebutir permata ditumpukan kotoran – selama mereka meninggalkannya atau bahkan tidak menyadarinya, maka tak ada yang berharga.

- Dari buku DUNIA RUMI – Hidup dan Karya Penyair Besar Sufi
Halaman: 113 - 114
Oleh: Annemarie Schimmel
Penerbit: Pustaka Sufi
----------------------------------------

Apapun yang kita pikirkan dapat binasa.
Yang tidak dimasuki oleh pikiran, itulah Tuhan.

Hewan-hewan kecil yang hidup di bawah tanah tidak mempunyai mata atau telinga,
karena mereka tidak membutuhkannya. Demikian pula, Allah membiarkan orang tertentu tanpa indra batin alat untuk mencapai-Nya, karena Dia tahu bahwa mereka lebih bahagia di dalam kegelapan dunia ini dan hanya akan mendapat malu jika mereka dapat melihat apa yang ada di belakangnya.

Allah adalah harta rahmat, yang tiada habisnya, sebagaimana Dia adalah harta karun keindahan. Keindahan ini mencerminkan diri di dalam dunia, yang dapat dilihat sebagai sebuah cermin bagi-Nya, asalkan orang melihat pada sisi yang berpaling kearah Tuhan, karena sisi belakangnya tidak berharga, sekalipun hiasan-hiasan yang ada pada sisi cermin itu mungkin tampak menarik bagi orang yang hanya melihat permukaan.

Ilmu Batin adalah Ilmu Rahasia


Ketahuilah oleh anda, bahwa ilmu yang kami kemukakan dalam risalah ini adalah suatu ilmu rahasia yang halus dan dalam. Jarang yang dapat memahaminya kecuali Ulama-ulama ya
ng dalam pengertiannya (rasikh) yaitu mereka yang telah mendapatkan cahaya pada kata-katanya, suatu rahasia yang diriwayatkan dari para Nabi dan Awliya.

Selain itu, mereka yaitu para Ulama yang rasikh itu benar-benar mengamalkan apa yang diamalkan oleh para Nabi dan para Awliya. Mereka telah mendapatkan "khashais" (beberapa keistimewaan) karena mengamalkan apa yang mereka ketahui.

Allah berfirman:

"Begitulah beberapa contoh dan misal yang kami kemukakan kepada mabusia, namun tidak ada yang dapat memahaminya kecuali orang-orang yang Alim".

Rasulullah s.a.w bersabda:

"Kami para Nabi-Nabi, Allah perintah kami untuk berbicara kepada manusia, menurut tingkat kecerdasan mereka (manusia)".

"Apapun yang dibicarakan seseorang kepada suatu kaum, dengan pembicaraan yang tingkat kecerdasan mereka tidak mampu untuk memahaminya, hanya akan menimbulkan fitnah terhadap mereka".

"Sesungguhnya ada sebagian ilmu itu laksana mutiara yang tersembunyi, tak ada yang tahu kecuali orang yang Alim Billah".

Orang yang Alim Billah itu ialah yang mengenal Zat Allah, Sifat-sifat-Nya dan Asma-Nya serta Ap'al-Nya. Allah menyertai ilmunya dan mereka amalkan dengan tekun apa yang mereka ketahui tanpa cacat.

Imam Ghazali r.a. menjelaskan di dalam Ihya 'Ulumuddin: "Larangan dimaksud berhubung sulit dan sukarnya faham".

Hadis selanjutnya menegaskan:

"Kelebihan Abubakar dari padamu, bukanlah karena banyak sembahyang dan banyak puasa, tetapi kelebihan itu karena suatu rahasia yang terletak di dadanya/hatinya". - Hadis

Banyak yang menyangka dan berpendapat bahwa mempelajari Tasawuf-ketuhanan ini, haruslah sudah matang dalam hal-hal syariat, mendalam Ilmu Fiqihnya, harus tahu segala hukum secara terperinci (tafshili). Katanya janganlah kita berikan ilmu rahasia ini kepada yang selain itu.

Akhirnya banyak pengajian dalam hal ilmu ini secara sembunyi-sembuny. Manusia ingin mencari kepuasan batin dengan mencari ilmu kearah itu, akan tetapi bila diberati dengan bermacam syarat dan ketentuan yang dirasa sulit untuk dilaksanakan akhirnya, mereka mundur teratur.

Guru-guru saya dan saya sendiri tidak berpendapat, bahwa untuk menuntut ilmu ini harus serba lengkap dengan ilmu-ilmu yang lain.

Pengertian yang dikatakan "ahlinya" ialah orang-orang yang memiliki kecerdasan dan intelejensia untuk dapat memahami permasalahannya, dan ada kegairahan untuk mendalami masalah kebatinan. Tentu saja mereka sudah harus mengerti mana yang baik dan mana yang buruk, meskipun pengertian mereka secara "ijmali" (global = jumlah). Sebagai seorang muslim, mereka tentu mengerti dan mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat, puasa dan sebagainya yang mereka laksanakan.

Kalau sekiranya dipakai sepanjang pendapat yang pertama, dimana harus mendalami syareat, ilmu fiqih, dan lain-lain secara terperinci, apakah hal tersebut mungkin dilakukan, sedang waktu mencurahkan perhatian kepada masalah itu memerlukan waktu yang panjang. Bagaimana kalau habis umur ?

Shal At-Tustury r.a juga berkata:

Bagi orang alim ada 3 macam ilmu:
1. Ilmu Zohir adalah ilmu yang seharusnya disampaikan kepada ahli zahir.
2. Ilmu Batin, tidak seharusnya disampaikan kecuali kepada ahlinya.
3. Ilmu Antaranya dengan Allah, yang tidak seorangpun yang dapat menzahirkannya.

Untuk semua itu maka Rasulullah bersabda:

"Kamu berbicara kepada manusia yang belum sampai tingkat kecerdasannya, apakah kamu dalam hal ini ingin agar mereka mendustakan Allah dan Rasul-Nya ?"

Berkata Abu Hurairah r.a. tentang Hadis Rasulullah, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari r.a :

"Aku menghafalkan dua macam ilmu dari Rasulullah s.a.w. Adapun satu diantaranya kuterangkan, tetapi yang satu macam lagi kalau kuterangkan akan dipotong orang leherku".

Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib k.w. berkata:

"Ya Tuhanku, andai kata kutunjukkan permata ilmuku, dikatakan orang aku termasuk orang-orang penyembah berhala. Laki-laki muslim menghalalkan darahku, mereka menyangka apa yang kutunjukkan itu adalah yang paling jelek, dan apa yang mereka perbuat itu adalah yang paling baik.

Ibnu 'Abbas r.a. menyatakan tentang tafsir Al-Quran yang berbunyi:

"Allah-lah yang menjadikan tujuh petala langit dan tujuh petala bumi, Ia turunkan perintah kepada keduanya".

Untuk itu beliau berkata:

"Kalau kutafsirkan ayat ini, kamu akan melempari aku dengan batu - dalam riwayat lain - kamu mengatakan bahwa aku adalah orang kafir.


* Dikutip dari buku:

Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis) Hal 184 - 193
Oleh: Syekh Muhammad Nafis Bin Idris Al Banjarie (1200H)
Alih bahasa: K.H. Haderanie H.N
TASAWUF
Salah sekali bila ada yang mengira bahwa ILMU TASAWUF adalah ilmu yang membahas "hakekat ujud Allah" (kunhi dzat-Nya - keadaan bentuk dan rupa Zat Allah).

Ujud Zat-Nya adalah mustahil untuk dibicarakan dan dicari, karena sudah ada kepastian


"laisa kamistlihi syai"un" - tidak ada seumpama-Nya.

Firman Allah s.w.t : "Laisa kamistlihi syai'un wahu as-sami 'ulbashir"
- Tidak ada seumpama-Nya/persamaan-Nya dengan sesuatu dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. - ( Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis) Halaman: 45 )

Tauhiduz Zat (Ke-Esaan Zat)
------------------------------------
Pasal ini adalah pasal ke empat yang menjelaskan tentang TAUHIDUZ ZAT yaitu menyatakan ke-Esaan Allah pada Zat-Nya.

Maqam atau tingkatan inilah maqam yang tertinggi dan tidak ada lagi tingkatan yang lebih tinggi dari ini.

Pada tingkatan inilah titik puncak pengetahuan makhluk tentang Allah s.w.t. atau tujuan terakhir dari perjalanan menuju Allah, pelabuhan dan Bandar terakhir dalam perjalanan.

Pada tingkatan inilah akan dapat dirasakan suatu kelezatan yang tidak dapat digambarkan oleh kata-kata dan suara, oleh huruf dan angka.

Tidak ada yang mampu untuk melebihi tingkatan ini meskipun para Nabi-Nabi yang diutus (mursal), sekalipun malaikat muqarrabien. Tiada satupun makhluk ini yang dapat mencapai tingkatan KUNHI ZAT (keadaan Zat). Sebagaimana yang di firmankan oleh Allah:

“Wa yuhadz-dzirukumullahu nafsahu”
- Allah mencegah kamu untuk mengenali KUNHI ZATNYA

Begitu pula hadis Rasulullah s.a.w :

“Kullukum fi dzatillahi ahmaqu”
- Kamu semua tetap tidak bisa mengerti tentang KUNHI ZAT Allah s.w.t

Catatan:
Pengertian “menyatakan” tentang ke-Esa-an Zat jangan disamakan dengan pengertian “mengenal KUNHI ZAT”. Menurut kalangan ‘Arif Billah, kita dilarang “mengenal KUNHI ZAT” dan tidak mungkin mencapainya.

Syekh ‘Abdul wahab sya’roni q.s. dalam rangka memberikan penjelasan arti tentang ucapan guru beliau, Syekh Sayyid ‘Ali Alkhawwash r.a. beliau berkata sebagai berikut:

“Tidak ada seorangpun diantara makhluk ini yang dapat menggambarkan dalam hatinya serta menemukan KUNHI ZAT ALLAH TA’ALA, karena Allah itu bukan sesuatu “ain” yang bisa diperkirakan oleh akal atau yang bisa dipandang oleh pandangan hati dan mata kepala, bahkan Dia sebenarnya bukan sesuatu ‘ain yang dapat dikenali atau yang pernah dikenal”.

Dengan demikian, apabila sudah dipahami hendaklah menyembah-Nya dengan persembahan atau ibadat yang benar.

Saya tegaskan sekali lagi bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mencapai TAUHIDUZ ZAT kecuali Rasulullah Muhammad s.a.w. sendiri serta para wali pengikut beliau.

(Ingat ! yang dimaksudkan pada alinea ini adalah TAUHIDUZ ZAT bukan KUNHI ZAT).

Kaipiyat (cara) menyatakan TAUHIDUZ ZAT itu adalah :
“Kita pandang dengan mata kepala dan mata hati bahwasanya tidak ada yang maujud ini kecuali wujud Allah, fana segala zat apapun termasuk zat kita sendiri dibawah Zat Allah yang berdiri dengan sendirinya”.

Semua yang lain dari pada Allah atau “aghyar” ini, tidak akan ada kalau tidak “diadakan”. Sedang segala yang diadakan (maujud) ini QO’IM BI WUJUDILLAH (berdiri dengan ujud Allah).

Segala yang “diadakan” (maujud) ini tentu tadinya tidak ada dan akan kembali kepada tidak ada. Jelaslah bahwa maujud ini di apit oleh KETIDAK ADAAN. Pada hakekatnya berarti tidak ada atau khayal (kosong) dan waham (persangkaan)semata-mata, dinisbahkan (dibandingkan) dengan nyatanya WUJUD ALLAH.

Kata Syekh Shiddieq Bin Amirkhan rahimahullah:

“Adanya semua yang lain dari pada Allah (aghyar)ini adalah laksana kenyataan yang kita lihat di dalam mimpi. Apabila kita bangun tidur barulah kita sadar bahwa semuanya itu sebenarnya tidak ada”.

Seperti apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah :

“An-nasu niyamun fa idza matu intabahu”
- Semua manusia sebenarnya dalam tidur. Apabila mereka mati barulah itu yang dinamakan bangun/terjaga.

Di kalangan ahli tasawuf menjelaskan bahwa mati itu ada dua macam.

1) Yang dinamakan "mati hissi", yaitu mati dalam arti berpisah nyawa dengan badan.

2) Yang di namakan "mati ma'nawi" mati sepanjang pengertian semata-mata.

Mati yang kedua (mati ma'nawi) inilah yang di isyaratkan oleh Rasulullah s.a.w. dengan sabda beliau:

"Mutu Qobla antamutu, waman arada ay-yanzhuro ila mayyitin yamsyi 'ala wajhil ardlifal yan hur ila abi bakrin"

Artinya: Matilah kamu sebelum mati, siapa yang ingin melihat mayit yang berjalan dipermukaan bumi, lihatlah Abu Bakar.

Mati ma'nawi ini diartikan pula dengan mati segala nafsu ammarah (nafsu yang selalu menyuruh kepada jalan yang jelek dan nafsu yang hanya mementingkan semata-mata urusan perut dan kesenangan duniawi). Mati yang kita maksudkan disini ialah FANA dalam arti hakiki.

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:

"Ala kullu syai'in ma khalallahu bathilun"
- Artinya: Ketahuilah, segala sesuatu yang lain dari pada Allah adalah batil.

"Kullu man 'alaiha fanin wa yabqo wajhu rabbika dzul jalali wal ikrami"
- Artinya: Semua orang adalah fana, sedang yang kekal abadi hanyalah Zat Allah, Tuhanmu (Hai Muhammad) yang memiliki kebenaran dan kemuliaan.

"Kullu syai'in halikun illa wajhahu"
- Artinya: Semua segala sesuatu ini binasa, kecuali Zat-Nya.

--------------------------------------------
Firman Allah s.w.t : "Kepunyaan Allah Barat dan Timur, kemanapun hadapmu disanalah Zat Allah. (halaman 111)

"Wahuwa ma'akum ainama kuntum"
- Dia (Allah) bersama kamu, kemanapun/dimanapun kamu berada. (halaman 111)

Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

"Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu"
- Siapa yang mengenal dirinya, pasti dia dapat mengenal Tuhannya. (Halaman 134)

"Man ' arafallaha kalla lisanuhu"
- Siapa yang dapat mengenal Allah, kelulah lidahnya. (Halaman 116)

"Subhanaka ma ' arafnaka haqqa ma'rifatika"
- Tidaklah kami dapat mengenal-Mu dengan pengenalan yang setepat-tepatnya. (Halaman 115)


* Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis)
Halaman: 102 - 106
Pengarang: Syekh M. Nafis Bin Idris Al Banjarie 1200 H
Alih bahasa: K.H. Haderanie H.N
Penerbit: CV. Nur Ilmu
Jalan Simolawang III/19 Surabaya
Telp: (031) 3769000 – 70993031
SYAREAT TAREKAT DAN HAKEKAT
Imam Junaed r.a. berkata: “Barang siapa yang melulu fiqih/sareat saja tanpa tasawuf adalah fasiq, siapa yang melulu tasawuf saja tanpa fiqih adalah zindiq. Siapa yang mengumpulkan keduanya (sareat dan hakekat/fiqih dan tasawuf) adalah benar
”.

Adapun tentang sareat, tarekat dan hakekat ini adalah dimisalkan sebiji kelapa.

Sareat laksana tempurung,
tarekat laksana isinya, dan
hakekat laksana minyak.

TEMPURUNG berfungsi menjaga ISI nya, sedang MINYAK adalah sesuatu yang tersembunyi pada isi.
----------------------------

Menurut syarah Kitab Al-Hikam, Ibnu Ruslan mengemukakan pendapatnya bahwa yang dimaksudkan dengan Ilmu Hakekat itu adalah suatu Ilmu Laduni yang bersifat “nurani”. Ilmu tersebut itulah yang telah diajarkan kepada semua roh-roh (di alam roh) sewaktu Tuhan berbicara kepada roh-roh itu,
“ALASTU BIRABBIKUM?” – Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Maka segala rohpun menjawab, “BALAA YA RABBI” – Benar ya Tuhanku.
Itulah pula yang pernah diajarkan lagi kepada Nabi Adam a.s. sebagaimana firman-Nya, ‘WA ‘ALLAMA AADAMAL ASMA’A KULLAHA – Allah telah ajarkan kepada Adam semua nama-nama.

Akan tetapi pengetahuan tersebut tersembunyi karena manusia pada umumnya tercurah perhatiannya kepada keadaan yang gelap yaitu hanya kepada yang lahir semata-mata, lebih mementingkan hawa nafsunya sendiri.

Bilamana semua tutupan kegelapan itu telah hilang sirna kemudian menyatalah hakekat itu dengan terang dan jelas. Inilah juga yang dimaksudkan oleh hadis Rasulullah, “Siapa yang mengamalkan ilmunya, Allah wariskan kepadanya ilmu yang belum pernah diketahuinya/dipelajarinya sebelum itu”.

Ada tuduhan sementara pihak bahwa para Sufi menyembunyikan ilmunya, adalah tidak benar. Mereka menyatakan bahwa para Nabi dan Rasul tidak pernah menyembunyikan apa yang disampaikan oleh Allah s.w.t.

Dengan adanya hadis-hadis Rasulullah yang telah dikemukakan diatas jelas sekali bahwa para Arif Billah bukanlah hendak menyembunyikan ilmunya (ilmu hakekat) namun penyampaian ilmu itu hendaklah dengan hati-hati, sambil melihat tingkat kecerdasan, kegairahannnya, ketekunan mereka dalam beragama.

Imam Hujjatul Islam Imam Ghazali r.a. dalam kitab “Ihya” menegaskan, siapapun yang tidak memperoleh ilmu ini (ilmu batin) maka dikhawatirkan mereka mati dalam kekafiran.

Orang-orang yang tetap kasih kepada dunia dan tetap pula dalam kungkungan hawa nafsunya, tidak akan menemukan rasa “tahkik”/kemantapan ilmu ini, meskipun dalam ilmu-ilmu lain dia berhasil. Setidak-tidaknya dia tidak akan diberikan perasaan kemanisan ilmu.

Orang yang mengingkari ilmu ini, bagaimanapun juga tidak pula akan bisa merasakan keindahan ilmu ini, dan tidak mungkin mereka bisa mendapatkan “mukasyafah” (tebuka hijab/dinding) sebagaimana yang dialami oleh para Shiddiqien dan Ahlul-Muqarrabien.

Mukasyafah adalah suatu gambaran tentang kebersihan hati, sehingga memancar cahaya kebenaran hidup yang diiringi pula dengan “karomah” dan “maqam wilayah” (kewalian). Untuk itulah hendaknya perlu adanya ketekunan, mujahadah (kesungguhan) riyadloh (latihan), muroqobah (intipan) dan musyahadah serta jangan sekali-kali mengingkari atau memusuhi para Ahlul-Karimah, malah sebaliknya perlu mengambil pelajaran dari mereka itu. - Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis) Halaman:198 - 201

Sayyidi Musthofa Al Bakry r.a. berkata, “Jalan yang ditempuh oleh orang-orang Arif Billah ini, nyata sekali jalan yang diridhoi oleh Allah s.w.t. Jalan mereka yang sebenarnya bukanlah jalan yang dapat diraba oleh panca indera atau dilihat oleh mata, tetapi jalan tersebut hanyalah dengan keyakinan hati dan perasaan – hal mana adalah gaib – sehingga jelasnya, jalan yang mereka tempuh adalah dengan cara ILMU DZAUQI (perasaan) yang tidak mungkin dapat diuraikan dengan kata dan lisan.
- Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis) Halaman: 114

Kita yakin bahwa Arif-billah (Ahli Tasauf) adalah mereka yang benar-benar sudah banyak mempunyai pengalaman batiniah, sudah merasakan kenikmatan serta kesejukan berenang dan tenggelam dalam lautan Tasawuf, lautan Hidrat Ketuhanan. Mereka laksana ikan di dalam air, mati dan hidupnya di air, muka, belakang, atas dan bawah adalah air. Disanalah kebahagiaan yang hakiki buat mereka.

Syekh Ahmad Al-Qassasi berkata dalam doa nya:

“Rabbid khilni fi lujjati bahri ahadiyyatika”
- Tuhanku, masukkanlah aku di dasar lautan ke-Esaan Zat-Mu

- Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis) Halaman: 48
----------------------------

* Dari buku: Permata Yang Indah (Ad-durrunnafis)
Pengarang: Syekh M. Nafis Bin Idris Al Banjarie 1200 H
Alih bahasa: K.H. Haderanie H.N
Penerbit: CV. Nur Ilmu
Jalan Simolawang III/19 Surabaya
Telp: (031) 3769000 – 70993031
 

Kisah Sufi Rabi'ah Al- Adawiyah (w. 165H)

Seorang sufi wanita terkenal dari Bahsrah, Rabi'ah Al- Adawiyah (w. 165H) ketika berziarah ke makam Rasul Saw. pernah mengatakan: "Maafkan aku ya Rasul, bukan aku tidak mencintaimu tapi hatiku telah tertutup untuk cinta yang lain, karena telah penuh cintaku pada Allah Swt".
Tentang cinta itu sendiri Rabiah mengajarkan bahwa cinta itu harus menutup dari segala hal kecuali yang dicintainya. Bukan berarti Rabiah tidak cinta kepada Rasul, tapi kata-kata yang bermakna simbolis ini mengandung arti bahwa cinta kepada Allah adalah bentuk integrasi dari semua bentuk cinta termasuk cinta kepada Rasul. Jadi mencintai Rasulullah Saw. sudah dihitung dalam mencintai Allah Swt. Seorang mukmin pecinta Allah pastilah mencintai apa apa yang di cintai-Nya pula. Rasulullah pernah berdoa: "Ya Allah karuniakan kepadaku kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diriku pada kecintaan-Mu. Jadikanlah dzat-Mu lebih aku cintai dari pada air yang dingin."

Selanjutnya Rabiah -yang sangat terpandang sebagai wali Allah karena kesalehannya- mengembangkan konsep cinta yang menurut hematnya harus mengikuti aspek kerelaan (ridha), kerinduan (syauq), dan keakraban (uns). Selain itu ia mengajarkan bahwa cinta kepada Tuhan harus mengesampingkan dari cinta-cinta yang lain dan harus bersih dari kepentingan pribadi (dis-interested). Cinta kepada Allah tidak boleh mengharapkan pahala atau untuk menghindarkan siksa, tetapi semata-mata berusaha melaksanakan kehendak Allah, dan melakukan apa yang bisa menyenangkan-Nya, sehingga Ia kita agungkan. Hanya kepada hamba yang mencintai-Nya dengan cara seperti itu, Allah akan menyibakkan diri-Nya dengan segala keindahannya yang sempurna. Rumusan cinta Rabiah dapat di simak dalam doa mistiknya: "Oh Tuhan, jika aku menyembahmu karena takut akan api neraka, maka bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembahmu karena berharap surga, maka campakanlah aku dari sana; Tapi jika aku menyembahmu karena Engkau semata, maka janganlah engkau sembunyikan keindahan-Mu yang abadi."

Rabu, 12 September 2012

MAKNA IBADAH DIMATA TUHAN

Masuklah pada-Ku seorang diri
-------------------------------------

Allah berseru pada hamba-Nya,

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!


Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!

Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!

Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri.

Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada diantara Aku dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal Aku-lah yang menciptakan semua itu, dan telah Aku singkirkan semua itu darimu karena cinta-Ku untuk mendekat kepadamu, sehingga janganlah membawa semua itu ketika mendatangi-Ku—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa.

(Dari kitab ‘Al-Mawaqif wal Mukhtabat’, Imam An-Nifari, copas dr blog m.Herry)

PECINTA ILAHI (Pencari Cinta)

Jiwa para pecinta rindu untuk berjumpa dan memandang wajah Allah yang Maha Agung.. "Orang orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka "'(QS. 2: 46). Tentang kerinduan para pecinta terhadap Allah Swt., sufi besar Jalaluddin Rumi menggambarkan dalam matsnawi sebagai kerinduan manusia pada pengalaman mistikal primordial di hari "alastu" sebagai kerinduan seruling untuk bersatu kembali pada rumpun bambu yang merupakan asal muasal ia tercipta. Hidup di dunia merupakan perpisahan yang sangat pilu bagi para pecinta, mereka rindu sekali kepada Rabbnya seperti seseorang yang merindukan kampung halamannya sendiri, yang merupakan asal-usulnya. Jiwa para pecinta selalu dipenuhi keinginan untuk melihat Allah Swt. dan itu merupakan cita-cita hidupnya. Menurut Al-Ghazali makhluk yang paling bahagia di akhirat adalah yang paling kuat kecintaannya kepada Allah Swt. Menurutnya, ar-ru'yah (melihat Allah).merupakan puncak kebaikan dan kesenangan. Bahkan kenikmatan surga tidak ada artinya dengan kenikmatan kenikmatan perjumpaan dengan Allah Swt. Meminta surga tanpa mengharap perjumpaan dengan-Nya merupakan tindakan "bodoh" dalam terminologi sufi dan mukmin pecinta.

"Shalat adalah mi'rajnya orang beriman" begitulah bunyi sabda Nabi Saw. untuk menisbatkan kualitas shalat bagi para pecinta. Shalat merupakan puncak pengalaman ruhani di mana ruh para pecinta akan naik ke sidratul muntaha, tempat tertinggi di mana Rasulullah di undang langsung untuk bertemu dengan-Nya. Seorang Aqwiya (orang-orang yang kuat kecintaannya pada Tuhan) akan menjalankan shalat sebagai media untuk melepaskan rindu mereka kepada Rabbnya, sehingga mereka senang sekali menjalankannya dan menanti-nanti saat shalat untuk waktu berikutnya, bukannya sebagai tugas atau kewajiban yang sifatnya memaksa. Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata: "Ada hamba yang beribadah kepada Allah karena ingin mendapatkan imbalan, itu ibadahnya kaum pedagang. Ada hamba yang beribadah karena takut siksaan, itu ibadahnya budak, dan ada sekelompok hamba yang beribadah karena cinta kepada Allah Swt, itulah ibadahnya orang mukmin". Seorang pecinta akan berhias wangi dan rapi dalam shalatnya, melebihi saat pertemuan dengan orang yang paling ia sukai sekalipun. Bahkan mereka kerap kali menangis dalam shalatnya. Kucuran air mata para pecinta itu merupakan bentuk ungkapan kerinduan dan kebahagiaan saat berjumpa dengan-Nya dalam sholatnya.

Mencintai Allah Swt. bisa di pelajari lewat tanda-tanda-Nya yang tersebar di seluruh ufuk alam semesta. Pada saat yang sama, pemahaman dan kecintaan kepada Allah ini kita manifestasikan ke bentuk yang lebih nyata dengan amal saleh dan akhlakul karimah yang berorientasi dalam segenap aspek kehidupan.

Cinta Kasih

oleh Deus Miratza pada 17 Agustus 2010 pukul 3:22 ·


Cinta Kasih
( Reprinted from Music of the Soul by Sidi Muhammad al-Jamal ar-Rifai )

Bila Anda menemukan cinta, Anda menemukan diri Anda sendiri.Rahasianya adalah di dalam kasih. Anda adalah cinta, bukan yg lain. Semuanya dalam cinta,dan setiap orang membutuhkan cinta. Jika Anda menemukan ini, apa lagi yang Anda inginkan? Bila Anda tahu, apa yang Anda inginkan? Bila Anda memiliki pengetahuan tentang cinta, anda merasakan kedamaian dalam hati Anda. Perhiasan itu berada di dalam Anda. Ini adalah makna suci. Ketika Anda mengerti, makaAnda adalah makna, makna suci. Tapi coba lihat dan mencapai sehingga Anda menemukan setiap makna dan jangan ragu-ragu karena di dalam setiap makna adalah kualitas cinta.Cinta memiliki tujuh kualitas dan cinta ini tidak mengenal perbedaan. Jika umat Islam, Yahudi, Kristen, dan orang-orang agama lain, tahu agama mereka dengan baik, hanya akan ada satu agama, agama cinta dan kedamaian dan rahmat.
Meninggalkan segala sesuatu di luar yang tidak berguna dan memberikan segala sesuatu kepada Tuhan untuk hidup didalam taman cinta-Nya.Mengingat nama Allah di setiap saat bangun, dan Anda akan menemukan-Nya di samping Anda, untuk membantu Anda untuk berjalan di jalan.Jadilah sopan dengan semua orang yang Anda temui. Beri mereka rahmat untuk membantu mereka untuk mengetahui arti cinta ini. Memberi dan mendengarkan semua orang yang berbicara kepada Anda. Mendengarkan dengan telinga hati Anda karena ini adalah suara Tuhan berbicara kepada Anda, mencoba untuk membantu Anda untuk mengenal-Nya. Jika Anda mendengar suara lain, itu salah. Membuka hati kepadaTuhan dan Dia akan memberikan segalanya. Maka hati Anda akan merasa tenang dan Anda hanya akan melihat cinta, hanya cinta.
Anda adalah refleksi dari Tuhan. Ada apa-apa, hanya Dia. Di mana yang lain? Memberikan segalanya kepada Tuhan dan Anda akan mulai mengenal diri sendiri. Ketika Tuhan menciptakan kamu, Dia membuat keindahan. Hidup dengan orang-orang di luar, tapi hanya mendengar Allahmu.Mereka yang hidup di dunia luar seperti permata yang perlu dibersihkan. Mereka membutuhkan api untuk membakar segala ketidaksempurnaan mereka sehingga permata dapat mencerminkan inner beauty. Jika anda tidak bersih, bagaimana kau bisa menemukancinta? Jalan sufi adalah jalan yang lurus - jalan yang lurus kepada Tuhan,membiarkan apa pun di kedua sisinya menghalangi pandangan dari jalan yang lurus. Aku akan meminta Allah untuk mengirim rahmat dan kedamaian bagi semua orang karena Dia adalah Damai.
Jika Anda ingin Tuhan, ingat bahwa Dia memberikan apa yang Anda inginkan.Jangan takut, Allah tidak akan memberikan kepada Anda segala sesuatu yang tidak baik. Kita harus melihat Tuhan dalam menghadapi setiap manusia.Ketika Anda berjalan dan ketika Anda tidur, ingat nama Allah karena Dia tidak mengenal waktu. Ketika Anda berdoa kepada Tuhan,berdoa hanya untuk mencintai-Nya. Tidak berdoa bagi Dia untuk menempatkan Anda dikebun. Allah melemparkan sebuah jaring,dan ketika Ia menangkap Anda di internet ini, maka Anda berada di kebun. Setiap siswa membutuhkan Allah.
Ketika Dia membantu Anda untuk menemukan-Nya, kemudian berdoa, dan ketika Anda melihat ke dalam mata orang lain, melihat bayangan Tuhan memandang Anda. Memahami bahwa di dalam setiap kata adalah pesan atau pertanda dari Tuhan. Lihat gambar Allah dalam setiap orang yang Anda temui.
Jika tidak ada kegelapan, bagaimana mungkin ada cahaya? Jika Anda tidak melihat kesedihan, bagaimana kau bisa melihat kebahagiaan? Bersikap sopan kepada semua orang dan melihat wajah Tuhan dalam setiap orang, tetapi tahu bahwa orang-orang di luar membawa dua wajah. Didalam wajah yang mereka bawa dari Allah, tetapi di luar, wajah setan.Bersikap sopan dengan kedua wajah, dan ketika Anda melihat seseorang marah atau berteriak, tahu Siapa yang berbicara dengan Anda. Semua orang telah menempatkan diri di tempatnya dan stasiun ini adalah untuk orang tersebut. Bersikap sopan dengan dia dan memberinya rahmat. Bersama dengan Allah sepanjang waktu dan tidak berbicara dengan siapa pun dari luar kecuali diperlukan.
Berikan waktu Anda untuk Tuhan dan Dia akan mengubah Anda dari stasiun ke stasiun, membersihkan hatimu dari segala sesuatu yang tidak baik. Ini adalah pesan dari para nabi. Ini adalah cara yang sulit dan pada saat yang sama dengan cara yang sangat mudah. Ketika seseorang ingin mengenal Allah, Dia akan membantu orang untuk berjalan jalan yang lurus.
Ikuti satu panduan untuk membawa Anda dengan tangan, untuk membimbing Anda dari kegelapan kepada cahaya. Dia akan membuat berjalan mudah bagi Anda dan kemudian Anda dapat beristirahat. Jika Anda pergi dari sini ke sana, Anda kehilangan waktu. Siswa dari keluarga Allah berada karena dia tinggal di kebun. Ketika ada yang tahu mengapa ia hidup dan berjalan di dunia ciptaan ini, lalu ia mulai mengenal dirinya sendiri.Kami disini hanya untuk mengenal-Nya. Hidup sepanjang waktu di taman cinta.Ketika hati Anda merasa cinta, maka segala sesuatu di sekitar Anda adalah tenang dan damai. Ini dari pesan, tapi tidak semua pesan. Hidup untuk mencintai dan untuk mengenal Allah.
( Reprinted from Music of the Soul by Sidi Muhammad al-Jamal ar-Rifai )

Bila Anda menemukan cinta, Anda menemukan diri Anda sendiri.

The secret is in the love. You are the love, notanother. Everything is in the love, and everyone needs the love. If you findthis, what more could you want? When youknow, what could you want? When you havethe knowledge of the love, you feel peace in your heart. The jewels are insideyou. This is the holy meaning. When you understand, then you are the meaning,the holy meaning. But look and reach so that you find every meaning and do nothesitate because inside every meaning is the quality of the love. The love hasseven qualities and this love knows no differences. If the Muslims, Jews, Christians, and thepeople of any other religion, knew their religion well, there would only be onereligion, the religion of love and peace and mercy.
Leave everything outside that is not useful and give everything to God tolive inside His garden of love. Remember the name of God at every wakingmoment, and you will find Him beside you, to help you to walk in the way. Becourteous with everyone you meet. Give them mercy to help them to know themeaning of this love. Give and listen to everyone who speaks to you. Listenwith the ear of your heart because this is the voice of God speaking to you,trying to help you to know Him. If you hear another voice, it is wrong. Openyour heart to God and He will give you everything. Then your heart will feelquiet and you will only see the love, only the love.
You are the reflection of God. Thereis nothing, only He. Where is another? Give everything to God and you will begin toknow yourself. When God made you, He made beauty. Live with the people on theoutside, but hear only your God. Those who live in the outside world are likejewels that need cleaning.They need the fire to burn away all theirimperfections so that the jewel may reflect its inner beauty. If you are notclean, how can you find the love? TheSufi way is the straight way – walking a straight path to God, letting nothingon either side block the vision of the straight way. I will ask God to sendmercy and peace to everyone because He is the Peace.
If you want God, remember that He gives you what you want. Don't be afraid.God will not give to you anything that is not good. We must see God in the faceof every human being. When you walk and when you sleep, remember the name ofGod because He knows no time. When you pray to God, pray only to love Him. Donot pray for Him to put you in the garden. God throws out a net, and when Hecatches you in this net, then you are in the garden. Every student needs God.
When He helps you to find Him, then pray, and when you look into another'seyes, see the reflection of God looking at you. Understand that inside everyword is a message or a sign from God. See the picture of God in every person thatyou meet.
All the troubles in the world are necessary. If there was no darkness, howcould there be light? If you did not see sadness, how could you see happiness?Be courteous to everyone and see the face of God in every person, but know thatthe people on the outside carry two faces. On the inside they carry the face of God, buton the outside, the face of the shaitan Be polite with both faces, and when yousee someone angry or shouting, know Who speaks with you. Everyone has puthimself in his place and this is the station for that person. Be polite withhim and give him mercy. Be with God all the time and do not speak with anyonefrom the outside unless it is necessary.
Give your time for God and He will change you from station to station,cleaning your heart of everything that is not good. This is the message of theprophets. It is a difficult way and at the same time a very easy way. Whenanyone wants to know God, He will help anyone to walk the straight way.
Follow one guide to take you by the hand, to guide you from the darkness tothe light. He will make the walking easy for you and then you can rest. If yougo from here to there, you lose time. The student of the family of God rests becausehe lives in the garden. When anyone knows why he lives and walks in thiscreated world, then he begins to know himself. We are here only to know Him.Live all the time in the garden of love. When your heart feels love, theneverything around you is quiet and at peace. This is from the message, but notall the message. Live to love and to know God.
( Reprinted from Music of the Soul by Sidi Muhammad al-Jamal ar-Rifai )


MENGENAL DIRI SEJATI


oleh:  Deus Miratza pada 12 Mei 2012 pukul 3:44 ·

Secara umum manusia hidup bersama fikirannya dan Nafsunya, Tak lebih dari itu ! maka Tuhan mengutus Rasul dan Para Nabi bersama Turunnya ajaran Agama untuk menjadi pedoman bagi Manusia didlm kehidupan sosial bermasyarakatnya.....dapatkah kita bayangkan betapa kacaunya kehidupan ini bila tidak ada hukum dan undang2 ? pastilah org2 yg kuat dan berkuasa semakin mjd kuat sementara kaum yg lemah smakin tersudut di perbudak dan hidup dlm keprihatinan. kita sdh mengetahui sejarah manusia sejak Adam diturunkan, kita sdh mengetahui masa2 kegelapan di masa Jahiliyah....betapa suramnya masa2 itu, betapa rentannya kehidupan kaum2 yang lemah, penindasan dan kesewenang2an begitu terlihat dan mencolok di dlm kehidupan masa itu.....hingga Allah menurunkan para nabi2 beserta rasul2nya utk memnyebarkan ilmu Agama beserta hukum2 pokok, norma2 sampai sedetil2nya utk pedoman kehidupan umat manusia didlm hidup bermasyarakat.

Kini ribuan abad telah berlalu betapa byk cerita dan sejarah tentang Manusia, kini kita berada di era Millenium, di era modern, di era yg serba canggih di abad 21 dimana tingkat kecerdasan Manusia sdh mencapai tahap2 yg sangat mengagumkan, byk temuan2 baru yg telah di ciptakan oleh manusia utk mencapai kebutuhan hidupnya....dari ilmu fisika, matematika, ruang angkasa, geografis sampai ilmu Tehknologi Informasi dan telematika....Internet dan telephon begitu mudah kita peroleh, dan telah mjdi trend kehidupan saat ini, manusia selalu haus akan ilmu pengetahuan, haus akan bebagai Informasi terkini, kejadian2 di belahan dunia lain begitu cepat di ketahui, begitu cepat tersiarkan....dan kitapun dpt dgn cepat mengasesnya via Televisi dan Internet, semua lengkap dgn foto2, film serta detail2 kejadian yg sebenarnya....sungguh luar bisa.

Tapi dari sekian milyar umat manusia, hanya sedikit yg mau berfikir ttg jati dirinya, ttg pengenalan "SIAPA AKU" secara umum kita hanya mengenal secara dangkal siapa diri kita ini. secara lahiriah kita berasumsi/berpendapat mengenal diri sendiri itu adl TAU DIRI saja. contoh: si Udin berkata kpd temannya Dasar kau gk tau diri !, temannya si udin lsg menganalisa maksud perkataan tsb adl dia harus sadar siapa dirinya dari golongan mana, statusnya apa, pangkatnya apa ? dia berasal dari keluarga mana, keturunan siapa ?  cenderung anggapannya mengenai status sosial saja. itulah anggapan kebanyakan kita di dlm kehidupan ini.

Padahal setiap Manusia yg terlahir kebumi ini, apapun status sosialnya semuanya tercipta dengan sangat Unik dan special, sekali lagi semuanya sangat special...!!! dari golonga RAS manapun semua sama. Tuhan tidak membeda-bedakan manusia satu dgn yg lainnya semuanya setara. hanya lahiriahnya saja yg berbeda, spt wajah, tubuh, kulit, latar belakang kehidupannya, pergaulannya, pendidikannya dan lain sbgnya...itu hanya berupa lahiriah saja dan HAL inilah yg mjd tolak ukur kita selama berabad-abad dlm memberi penilaian terhadap yg lainnya...,hal tersebutlah yg kelihatan lewat mata kita ini, dan Hal tersebut juga yg menjadi tolak ukur pandangan kita berdasarkan pemikiran kita masing2....

Ya....kita selama ini selalu hidup didalan pandangan mata lahiriah saja..kita menilai, melihat dan mengukur manusia lainnya hanya dgn mengunakan tingkat pemikiran kita masing2. semua tidak lebih dari itu..!!
kita suka kepada seseorang/ lawan jenis, harta benda, tahta, barang2 mewah, dll semua terjadi karena pandangan mata...dan fikiranpun bermain di kepala, muncullah rasa suka, dari rasa suka mucul pula rasa ingin memiliki, dari rasa ingin memilki muncul pula rasa ingin menguasai.... dan seterusnya fikiran terus bermain di kepala kita...berbagai imajinasi membuat kita lekat dan terjebak oleh permainan sang EGO, kita sdh lama di jajah oleh sang ego tsb, Fikiran telah bertahta dikepala kita mengatur dan kita mengikuti permainannya...Hati kita menjerit2 memanggil kita utk mendengarkan bisikannya....tapi kita terus terlena dgn pandangan mata dan perintah sang EGO yg bernama fikiran...hingga pada akhirnya kita terlupa mengenal siapa diri kita yg sesungguhnya.

Cinta yg kita miliki kpd pasangan juga di barengi dgn hawa nafsu, cobalah benar2 disadari :  awalnya bergaul, bercakap2 dan komunikasi, terus dari hubungan tsb timbulah menjadi suka, dari suka, timbul rasa ingin memiliki, setelah memiliki timbul pula rasa ingin MENGUASAI , tidak bisa menguasai timbul RASA PENASARAN,terus rasa cemburu, timbullah rasa benci, munculah rasa dendam dan rasa2 lainnya entah apa pula lagi namanya...gk bisa lagi saya menyebut nama2 tersebut. tidak ada yg namanya cinta sejati, Cinta kpd pasangan hanya menuruti pikiran atau yg lebih di kenal dengan kata2 utk memenuhi syahwat saja.bila saat nya pasangan tidak mau menuruti hasrat kita , muncullah rasa marah, rasa tidak senang, rasa kecewa...dan terus mencari cara2 lain untuk menguasai....hmmm...itulah EGO (bukan egois)  EGO adl akar dari Fikiran yg bermain bersama Nafsu. terus bermain di kepala, mata melihat, telinga mendengar, bibir dan lidah merasa, hidung mencium itulah kita yg terus terbuai melihat keluar jarang sekali kita melihat kedalam diri kita sendiri, kedalam diri sendiri, kedalam kalbu sejatinya kita.

Tambahan dari catatan sdr Agus As
Semua orang hidup dengan topeng. Tidak ada yang membuat upaya untuk menemukan wajah aslinya. Topeng ini murah, tidak ada upaya yang di butuhkan. Ketika menjadi tua anda dapat mengubah nya, itu tersedia di pasar.

Tapi wajah asli anda membutuhkan pencarian yang luar biasa, upaya yang sulit untuk pergi kedalam diri, menghancurkan semua hambatan yang telah diciptakan masyarakat dan mencapai ke titik yang belum di ciptakan oleh masyarakat tetapi telah di berikan ke pada anda sebagai hadiah dengan eksistensi sendiri, yang telah di bawa dari sejak anda lahir dan yang akan anda ambil bahkan ketika tubuh menjadi mati.

Ruang murni  yang abadi ada didalam dirimu, diri kita adalah keindahan, ini adalah kenyataan asli Manusia.  Setelah anda mengetahui ini maka bergegaslah untuk memilikinya, hidup anda akan menjadi bersemangat. Anda tidak hidup seperti orang lain cara hidup massa (hidup org banyak). Anda mulai hidup seperti dewa. Anda menjadi tempat suci. Kita tidak terpisah, Kita termasuk salah satu keberadaan tanpa garis perbatasan/ tanda batas. Semua keterbatasan adalah proyeksi pikiran saja. Saat anda berada di luar pikiran maka anda dapat melihat secara langsung, anda akan terkejut bahwa pohon-pohon dan bintang-bintang dan lautan tidak ada perbatasan apapun maha luas. Bunga-bunga dari pohon adl bunga anda, kebesaran bintang-bintang adalah kehebatan anda, serta kecil nya daun rumput bagian kecil dari anda. Saat anda mulai merasa universalness (mengalami pencerahan/ perluasan bathin dan ilmu) ini, berarti anda telah tiba di rumah (DIRI ANDA SENDIRI). Anda telah menemukan keindahan sejati yg tersembunyi didalami diri anda.  Ini adalah alam semesta kita, ini adalah rumah kita. Kita tidak yatim. Bumi ini adalah ibu kita. Langit ini adalah ayah kita. Alam semesta yang luas ini secara keseluruhan adalah untuk kita, dan kita untuk itu. Bahkan, tidak ada pemisahan antara kita dan keseluruhan itu. Kita secara organik bergabung dengan itu, kita adalah bagian dari satu orkestra. ''We are not here to save the world or anyone. We are here to become Aware''.  --- Kita disini tidak untuk menyelamatkan dunia atau siapapun. Kita disini untuk menjadi sadar.

Untuk kalangan sendiri, menuju pengenalan diri sejati
Tulisan By: DEUS MIRATZA/12 Mei 2012