K A R M A DALAM PERSEPEKTIF ISLAM
Hukum
karma sama sekali tidak diterangkan dalam ajarang Agama Islam, akan
tetapi implikasi yang sangat dekat dan erat dengan definisi dari hukum
karma dalam Islam banyak sekali keterangannya.
Pada dasarnya, karma tidak lain adalah hukum kausalitas atau sebab akibat,
di mana setiap perbuatan atau tindakan pasti akan ada balasannya.
Tentu kemudian timbul pertanyaan : Di mana, kapan, bagaimana dan dalam
bentuk apa balasan itu terjadi? Inilah yang akan melahirkan konsep yang
bervariasi antara berbagai agama dan kepercayaan.
Disini, penulis mencoba untuk mengkaji kasus yang marak terjadi ditengah-tengah kehidupan kita yaitu ; “sebambangan (istilah lokal)”
atau biasa disebut dengan “kawin lari”. Kajian disini mencakup tentang
bagaimana karma dalam perspektif Islam?, pengaruh apa yang akan menimpa
pasangan tersebut ketika dikaitkan dengan hukum kausalitas dalam
persepektif Islam?
A. Pengertian Karma
Istilah
hukum karma sangat erat kaitannya dengan ajaran keyakinan kawan kita
yang beragama Hindu. Didalam ajaran Hindu, arti dari karma dalam bahasa sansekerta adalah “perbuatan, berbuat” dan lebih sering disebut dengan prinsip “sebab-akibat atau aksi-reaksi”.
Menurut ajaran keyakinan dalam agama ini (Hindu.red)
karma bukanlah nasib akan tetapi lebih mengacu kepada seluruh tindakan
manusia dan reaksi dari perbuatan manusia itu sendiri yang terjadi pada
masa saat ini dan masa lalu serta akan menentukan apa yang terjadi pada
masa mendatang. (http://en.wikipedia.org/wiki/Karma_in_Hinduism).
Selain
daripada itu, karma tidak selalu berakibat seketika pada waktu itu akan
tetapi akan berakumulasi dan menimpa seseorang pada periode kehidupan
selanjutnya atau sering disebut dengan istilah “reinkarnasi”. Memang dalam ajaran Agama Hindu antara karma dan reinkarnasi adalah dua hukum yang sangat diimani dan diyakini keberadaannya.
Sedang
konsep reinkarnasi memiliki definisi dimana jiwa manusia akan masuk
atau hidup kembali dalam bentuk mahluk hidup lain pada kehidupan
mendatang di dunia ini. Kualitas kehidupan seseorang akan sangat
ditentukan oleh amal perbuatan dalam kehidupan sebelumnya. (http://en.wikipedia.org/wiki/Karma_in_Buddhism)
Meskipun
karma dan reinkarnasi tidak dapat dipisahkan dalam ajaran agama ini,
namun dapat dibedakan antara konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya. Hal ini karena reinkarnasi melengkapi pertanyaan-pertanyaan
tentang hukum karma diantaranya ;
Dimana : didunia,
Kapan : di kehidupan dunia, baik pada masa kehidupannya sa’at ini maupun pada
masa kehidupannya mendatang.
Bentuk : kesengsaraan atau kebahagiaan, kualitas kehidupan yang lebih baik atau lebih buruk dibanding dengan kehidupan sebelumnya.
B. Karma dalam persepektif Islam
Dalam
ajaran Agama Islam memang tidak menyebutkan secara spesifik tentang
karma, akan tetapi jika dikaji melalui arti dasar dari karma yang telah
diutarakan diatas dengan bentuk sebab akibat atau hukum kausalitas
maka begitu juga halnya dengan konsep dalam Islam dimana setiap orang
akan dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatannya selama hidup
didunia.
Disebutkan dalam sebagian ayat Al-qur’an :
1. (azab) yang
demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan
bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran ;182).
2. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia[236] dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imran : 148).
3. Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al-An’; 160).
Berdasarkan beberapa
ayat di atas, terlihat bahwa hukum karma tetap ada namun dengan konsep
yang berbeda mengenai kapan, di mana dan dalam bentuk apa hukum karma
itu berlangsung :
Kapan dan di mana : di dunia semasa hidup dan di akhirat setelah kiamat.
Bentuk : kesengsaraan hidup baik di dunia maupun akhirat dan
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.
Konsep
yang jelas berbeda dengan konsep dalam Hindu adalah adanya konsep
akhirat. Dalam Isalm konsep akhirat itu begitu jelas dan nyata, namun
tidak demikian dengan Hindu. Oleh karena itu, Islam tidak mengenal
adanya reinkarnasi sebagai salah satu realisasi hukum karma/pembalasan
karena Islam mengenal akhirat sebagai terminal akhir hidup manusia.
Di
akhirat-lah segala balasan yang belum tuntas diselesaikan/disempurnakan
dengan seadil-adilnya karena selama di dunia proses pembalasan itu
belum sempurna, baru sebagian, sehingga (tidak perlu) ada reinkarnasi.
Meskipun
demikian, Tuhan itu juga Maha Kasih, sedemikian kasihnya Dia kepada
manusia sehingga balasan untuk kebaikan itu dilipatgandakan sedangkan
balasan untuk kebaikan dibalas secara proporsional.
Dari
uraian diatas dapatlah penulis menggambarkan bahwa perbuatan sekecil
apapun itu pasti akan menerima balasan baik didunia maupun kelak
diharikemudian namun, balasan itu tidak pernah ada yang tau dalam bentuk
dan waktu yang sangat dirahasiakan oleh Tuhan Alam Semesta.
Wallahua’lam
semoga saja kita terhindar dari segala sesuatu yang buruk dari Allah
swt dan berharap kepada Allah swt pula memberikan limpahan rahmad dan
ampunan-Nya kepada kita dan semoga pelaku-pelaku keburukan dapat
hidayah, inayah dari Allah swt. Sehingga kehidupan aman serta tenteram
yang selama ini hanya ada dalam dongeng-dongen dan angan –angan
pewayangan belaka dapat terwujud atas izin dan kehendak Yang Maha Kuasa.
Amin..!
Copas dari Blog Nurul Huda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar