Sabtu, 27 Juni 2015

MAKNA SHALAT “ S H A L A T “ (Supaya Hubungan Akan Lebih dekAT)

copas  dari FB
 


 
 
Tetapkanlah shalat dan takutlah kepadaNya. 
Dan kamu akan dihimpun kepadaNya. (Al-An’am 72)

Minta tolonglah kamu dengan kesabaran dan shalat; dan sesungguhnya shalat itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
Yaitu orang2 yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan mereka akan kembali kepadaNya.
(Al-Baqarah 45-46)


SHALAT artinya BERHUBUNGAN, dengan siapakah kita berhubungan…?
 
Hubungan dengan Allah hanya dapat dilakukan kedalam diri, bukan keluar diri, itu hanya berhubungan sesama manusia, Allah ada dalam setiap diri manusia, Dia Maha meliputi seluruh alam dan seluruh ciptaanNya dan menjadi wakil bagi setiap ciptaanNya.


MASJIDIL HARAM artinya TEMPAT SUJUD TERLARANG, Tubuh kitalah tempat sujudnya HATI, terlarang meletakkan sesuatu apa-apa yang datang dari luar diri kita kedalam hati untuk diingat dan dicintai selain dari pada Allah. Maka sucikanlah dalam diri kita dengan selalu berpuasa serta ber-wudhuk kedalam diri. Karena tubuh kita disebut juga BAIT ALLAH (rumah Allah) janganlah kita kotori.


SHALAT itu masuk kedalam dengan memejamkan mata, untuk melupakan hal-hal diluar diri (duniawi), dan tanpa suara dari mulut melainkan hanya suara hati, juga tanpa jema’ah, bagaimana kita berjema’ah sementara kita berada didalam masjid pribadi. Kita dapat berkomunikasi langsung jika shalat kita sudah benar2 khusyu’ (melupakan segala urusan diluar diri), maka kenalilah nama Allah, dengan menyebut namaNya Dia akan berko-munikasi dengan kita. Karena Dia adalah diri sejati kita, yang menghidup-kan dan mematikan, membahagiakan dan mendukakan, membuat sakit dan menyembuhkan, melapangkan rejeki dan menyempitkan, maka mintalah kepadanya dengan berendah diri dan dengan suara tersembunyi, karena Dia Maha mendengar bukan tuli.


Hai orang2 yang beriman (percaya), janganlah kamu kerjakan shalat, ketika kamu sedang mabuk, kecuali jika kamu telah mengetahui apa-apa yang kamu ucapkan. (An-Nisa’ 43)

Sesungguhnya kita harus mengetahui apa yang kita ucapkan dalam bacaan shalat kita, tahu arti dan tahu maksud dari ucapan kita sendiri, sehingga respon dari alam bawah sadar langsung terasa. Jika tidak paham dan mengerti apa yang kita baca, berarti sama saja dengan orang mabuk. Shalatnya hanya untuk bermain2 tanpa tujuan yang sesungguhnya.

Dan tiadalah shalat mereka disisi bait (diluar diri), melainkan hanya bersiaul (ber-bisik2 membaca ayat2) dan bertepuk tangan (ber-main2 saja), sebab itu rasailah olehmu siksa disebabkan kamu orang kafir (ingkar). (Al-Anfal 35)

Shalat yang sempurna adalah dengan berserah diri (taqwa), bukan lagi gerak dari nafsu kita yang selalu menghitung raka’at yang berlangsung hanya lima atau sepuluh menit, tetapi semua adalah gerak dari sang sejati yang sangat lambat dan penuh kasih sayang sehingga kita sendiri lupa waktu, bisa2 sampai satu jam bahkan lebih, baru selesai………… betapa nikmatnya.

Karena Dia mengajarkan kita sesuatu yang belum kita ketahui sambil memperlihatkan visualisasi tentang pelajarannya.
Dia hanya meyuruh kita melaksanakan hubungan itu pada pagi2 (ketika pertukaran gelap kepada terang), dan petang2 (ketika pertukaran terang kepada gelap) dan untuk tambahannya pada waktu dini hari, tak ada shalat lain selain daripada itu, demikianlah ajaran Allah dalam Qur’an. Tak ada shalat sunnat, shalat dhuha, shalat terawih, shalat ‘aid, shalat mayit dan sebagainya, itu hanya dilakukan oleh kaum yang berlebih-lebihan, bukanlah Allah aniaya kepada hamba2Nya. Dan pada hari jum’at kita diperintahkan untuk masuk kedalam diri,agar berkomunikasi denganNya selama dua jam dalam setengah hari saja.


Sunnah (peraturan) yang telah Kami utus sebelum engkau (pembaca) diantara utusan2 Kami ; dan engkau tidak dapat mengubah peraturan itu.
Tetapkanlah hubungan (shalat) dari condong matahari sampai gelap malam dan bacaan fajar. Sesungguhnya bacaan fajar itu dipersaksikan.
Pada malam hari, hendaklah engkau berjaga (tahajjud) sebagai tambahan untuk engkau, mudah2am Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (Bani Isra’il 72 s/d 79)

Janganlah melakukan sesuatu yang tak ada dalam kitab Allah, apalagi yang dilarangnya dalam kitab itu, nanti kita aniaya pada diri kita sendiri.
Perhatikanlah perintah2 serta larangan2 Allah dalam kitabNya, tak perlu ditafsirkan macam2 karena ini ayat-ayat muhkammat, jelas dan terang maksudnya.


Katakanlah : Hai ahli kitab (ulama,ustad) janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agamamu selain dari kebenaran (Qur’an) dan janganlah kamu turut hawa nafsu kaum yang telah sesat sebelum itu dan menyesatkan kebanyakan (manusia) dan mereka telah sesat dari jalan yang lurus. (Al-maidah 77)

LARANGAN ALLAH.
Berdo’alah (memohonlah) kepada Allah atau berdo’alah kepada yang pengasih, sembarang nama kamu meminta, maka bagiNya ada nama-nama yang terbaik. Janganlah engkau keraskan (suara) ketika engkau berhubungan (shalat) dan jangan pula engkau berbisik dan ambillah jalan diantara demikian itu (cukup dalam hati). (Bani Israil 110)


Jika engkau keraskan perkataan, sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (T h a h a 7)


Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan yang keras, dan mengetahui apa yang kamu sembunyikan. (Al-anbiya’ 110)


Janganlah engkau shalat atas seseorang yang telah mati selamanya dan jangan pula engkau berdiri diatas kuburnya (berziarah). Sesungguhnya mereka itu ingkar terhadap Allah dan rasulNya (dalam dirinya), dan mereka mati, karena mereka itu durhaka (fasiq). (At-taubah 84)

Demikian itu, karena mereka benci kepada apa-apa yang diturunkan Allah (Al-qur’an), lalu Dia menghapuskan amalan mereka.
Tiadakah mereka berjalan dimuka bumi, lalu memperhatikan bagaimana akibatnya orang-orang yang sebelum mereka? Allah telah membinasakan mereka ; dan untuk orang-orang yang ingkar (kepada Qur’an) seperti itu pula (akan binasa juga). (Muhammad 9 – 10)

Dan orang-orang yang membangun masjid untuk memberi mudarat dan keingkaran, lagi memecah-belah antara orang-orang yang percaya (kepada Qur’an), dan untuk mengintai bagi orang-orang yang memerangi Allah dan rasulNya (ingkar kepada Qur’an) dari dahulu. Mereka bersumpah : Bukanlah kami menghendaki (membuat masjid) selain kebaikan. Allah mengetahui bahwa mereka itu orang yang dusta.

Janganlah engkau menetapkan shalat (hubungan) didalamnya (masjid itu) selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang berazaskan taqwa dari permulaan berdirinya (raga/jasadmu), lebih baik engkau tetapkan shalat (berhubungan) didalamnya (manasik = meditasi). Dalam masjid (ragamu) itu ada beberapa orang laki-laki (rasul-rasul) yang suka menyucikan dirinya. Dan Allah mengasihi orang orang yang bersuci.


Manakah yang lebih baik, orang yang mengutamakan pembangunan masjidnya atas taqwa (berserah diri) kepada Allah dan keridhaanNya, atau orang yang mengutamakan pembangunan masjidnya diatas tepi jurang yang hampir runtuh, lalu ia jatuh bersama-sama bangunannya kedalam neraka jahannam ? Allah tiada menunjuki kaum yang aniaya.
Senantiasa bangunan masjid yang mereka bangun itu menjadi keraguan dalam hatinya, kecuali jika telah putus jantung hati mereka (musnah). Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana. (At-taubah 107 s/d 110)


PERINTAH ALLAH
Mintalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang tersem-bunyi (dalam hati), sesungguhnya Dia tiada mengasihi orang-orang yang melampaui batas (berlebih-lebihan). (Al-a’raf 55)


Orang-orang yang menjauhi ibadah yang berlebih-lebihan (yang tidak tersebut dalam Qur’an) dan kembali kepada Allah (Al-qur’an), untuk mereka itu kabar gembira. Maka berilah kabar gembira kepada hamba-hambaKu

.
Orang-orang yang mendengar perkataan (Al-qur’an), lalu mereka turut mana yang sebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang ditunjuki Allah dan itulah orang yang berakal. (Az-zumar 17 – 18)


Sesungguhnya masing-masing akan disempurnakan Tuhan amalan mereka, sesungguhnya Dia amat mengetahui apa-apa yang mereka kerjakan. Sebab itu berlaku luruslah engkau sebagaimana yang diperintahkan, serta orang yang taubat bersama engkau dan janganlah melampaui batas (ber-lebih-lebihan). Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (H u d 111 – 112)


Demikian itulah keterangan dari Allah yang dapat Kami sampaikan kepada orang2 yang belum sampai kepadanya keterangan dan ingin bertaubat kembali kejalan yang lurus (Al-qur’an) dan memperbaiki amalannya sebelum tiba waktu yang telah ditetapkan, dan waktunya hanya tinggal sedikit lagi.........

Telah datang yang Haq (asli) dan telah lenyap yang Batil (palsu). Sesungguhnya yang palsu itu harus lenyap (Bani Isra’il 81)

Salam.....
Ismu Sultan Alamsyah.


Tidak ada komentar: